KERAMIK
1. Pengertian keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah
mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an
mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan
sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat.
Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan
anorganik yang berbentuk padat.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan
termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai
adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat
ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh
karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi di mana bahan
diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit
elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat
sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan
juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat
rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik
dibanding kekuatan tariknya.
PEMBAGIAN KERAMIK
Pada prinsipnya keramik terbagi atas 2(dua) bagian yaitu :
a.Keramik
tradisional
Keramik
tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti
kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah
(dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri
(refractory).
Contoh Keramik
Tradisional : Gerabah, tempayan,
gentong, kendi, guci, vas bunga, asbak,batu
bata dan lainnya.
b.Keramik
modern
Fine ceramics (keramik modern
atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic,
engineering
ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat
dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam
(Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen
turbin, dan pada bidang medis.
Contoh Keramik
Modern: Closet, Keramik Lantai, PVC, dll
Sifat
Keramik
Sifat yang umum
dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau
rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang
pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang
terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah
pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama
jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan
logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik
tradisional yang terdiri dari tanah
liat, flint, dan feldspar tahan sampai dengan suhu 1200
C, keramik hasil rekayasa
seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. Kekuatan tekan
tinggi merupakan sifat yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.
PROSES
PEMBUATAN KERAMIK
Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang
khusus dan unik. Hal ini berkaitan dengan sifat tanah liat yang plastis dimana
diperlukan ketrampilan tertentu dalam pengolahan maupun penanganannya. Membuat
keramik berbeda
dengan membuat kerajinan kayu, logam, maupun yang
lainnya. Proses membuat keramik adalah
rangkaian proses yang panjang yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis.
Kritis, karena tahapan ini paling beresiko terhadap kegagalan. Tahapan proses
dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal
yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian
sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk yang
kurang baik juga.
Ada
beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk
keramik, yaitu:
1. Pengolahan bahan
Tujuan
pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material
yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan
bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual
ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang
harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran,
pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat
dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan
dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran
butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 –
100 mesh.
Pencampuran
dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam.
Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger
maupun mixer.
Pengurangan
kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang
berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi
jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini
dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan
alat filterpress.
Tahap terakhir
adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah
liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa
badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam
agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan
adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda
yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik:
pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik
cetak (casting).
·
Pembetukan
tangan langsung
Dalam membuat
keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode yang
dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik
lempeng (slabbing).
·
Pembentukan dengan teknik
putar
Pembentukan
dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan
kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut, sehingga
keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan
keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling
tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat benda keramik begitu
mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar
terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik dibentuk
diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat
dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder:
misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan
adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual
mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.
Secara
singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering
(pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat
ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
·
Pembentukan dengan teknik
cetak
Dalam
keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan;
tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan
dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat
bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik
cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur.
Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk
dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan
langsung,
3. Pengeringan
Setelah benda
keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini
adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika
badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada
lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya
partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam
pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan
partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus dilakukan proses
pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking terlebih pada tahap
1 (Norton, 1975/1976). Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan
dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi penataan partikel
tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan penyusutan mendadak.
Untuk
menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik
diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan
dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.
4. Pembakaran
Pembakaran
merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang
rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam
sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi
hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral
yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami
beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang
berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api
furnace dapat dirinci dalam tabel.
·
Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit
merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda
dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk
menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran
biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk
benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar
benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
5.Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum
dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara
dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang
pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda
yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk
keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan
menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kelebihan
dan Kekurangan Keramik
·
Kelebihan Keramik
Kelebihan dari keramik adalah bahwa mudahnya
pemeliharaan, kokoh, dan pilihan produk tentu selalu ada dan terus berinovasi.
Keramik lebih tahan lama, dan mudah dibersihkan dengan cara mudah bisa
menggunakan handuk basah atau spons. Hal ini akan berdampak pada ketahanan akan
kelembaban, sehingga sangat populer di beberapa area dengan intensitas air
seperti dapur dan kamar mandi. Belum lagi, anda dapat menggunakan warna cerah,
maupun kalem dan gaya yang anda inginkan, sehingga keramik dapat di kustomisasi
serta adaptasi dengan preferensi gaya pribadi yang anda inginkan.
·
Kekurangan
Keramik
Kelemahan lainnya
yang begitu mencolok adalah bahwa dasar keramik yang terasa tidak nyaman saat
diinjak, ini dikarenakan permukaan keramik yang memang tidak rata karena asal
dari keramik itu sendiri. Karena keramik sangat keras, saat
terjatuh benda berat di atasnya atau benda lainnya maka akan muncul
kerusakan yang mengakibatkan retak bahkan terbelah
menjadi beberapa
bagian, yang tentunya akan sulit untuk memperbaikinya kembali. Selain itu,
memasang keramik sendiri sangat sulit, sehingga dianjurkan bahwa Anda memiliki
tukang yang memang ahli dan profesional dalam melakukan instalasi keramik.
Kelommpok 3:
Aburijal Muhammad Rifaldi(1605106010021)
Eka Marlina(1605106010025)
Fadlan Anshari(1605106010031)
Hasanul Gusni Gunawan(1605106010034)
Yana Sari(1605106010024)
Sumber
https://mazgun.wordpress.com/2008/09/26/proses-pembuatan-keramik/
http://www.centroceramic.com/manfaat-dan-kelemahan-dari-keramik/